Di era digital saat ini, tren skincare sering viral melalui TikTok, Instagram, dan influencer. Tahun 2025 diprediksi akan melihat lonjakan tren yang fokus pada keberlanjutan, teknologi AI, dan bahan alami. Namun, tidak semua tren aman atau efektif—beberapa bisa jadi hoax yang hanya mengandalkan hype. Yuk! Kita bahas tren skincare viral 2025 yang layak dicoba versus yang perlu diwaspadai, tentunya berdasarkan panduan dari ahli dermatologi dan berita nasional terkini!

Tren Skincare Viral 2025 yang Layak Dicoba

1. Skincare Berbasis AI dan Personalization

Aplikasi AI seperti yang digunakan oleh merek seperti The Ordinary atau L'Oréal memprediksi kebutuhan kulit Anda berdasarkan foto dan data. Tren ini viral karena efektif untuk rutinitas yang disesuaikan.

• Mengapa layak: Studi dari Journal of Cosmetic Dermatology (2023) menunjukkan AI meningkatkan akurasi perawatan hingga 80%.

  
  

2. Bahan Alami dari Fermentasi (Fermented Skincare)

Produk seperti yogurt atau kimchi fermentasi untuk probiotik kulit. Tren ini populer karena anti-inflamasi dan ramah lingkungan.

• Mengapa layak: Penelitian di International Journal of Cosmetic Science (2024) membuktikan manfaat probiotik untuk mengurangi jerawat.

3. Retinoid Generasi Baru (Tanpa Iritasi)

Retinoid seperti bakuchiol atau retinaldehyde yang lebih lembut, viral untuk anti-aging tanpa risiko tinggi.

• Mengapa layak: Mayo Clinic merekomendasikan untuk kulit dewasa, dengan efek samping minimal jika digunakan benar.

Tren Skincare Viral 2025 yang Hoax atau Berbahaya

Tren ini sering didorong oleh hype tanpa bukti ilmiah, dan bisa menyebabkan iritasi atau kerusakan kulit.

1. "Skincare 5 Menit" dengan Bahan Ajaib

Klaim produk yang memberikan hasil instan dalam 5 menit, seperti serum "miracle" dari bahan sintetis. Viral karena janji cepat, tapi sering hoax.

• Mengapa hoax: Tidak ada bukti ilmiah; bisa menyebabkan alergi. Halodoc memperingatkan risiko iritasi.

  
  

2. "Detox Kulit" dengan Masker Lumpur Ekstrem

Masker lumpur atau scrub agresif yang diklaim "detoksifikasi" pori. Viral di TikTok, tapi bisa merusak barrier kulit.

• Mengapa hoax: Kulit tidak perlu "detoks" seperti itu; penelitian dari Dermatology Journal (2023) menunjukkan risiko infeksi.

  
  

3. "Skincare Vegan Ekstrem" Tanpa Pengujian

Produk yang mengklaim 100% vegan tapi belum teruji klinis, sering viral karena tren etis.

• Mengapa hoax: Banyak yang tidak efektif; fokus pada label daripada manfaat.

Tips Aman Mengikuti Tren Skincare Viral

• Selalu cek ulasan dari sumber terpercaya seperti Halodoc atau FDA.

• Lakukan patch test sebelum menggunakan produk baru.

• Jika kulit bereaksi, hentikan dan konsultasikan dokter.

  
  

Tren skincare 2025 menawarkan inovasi menarik, tapi bedakan antara yang bermanfaat dan hoax. Fokuslah pada produk yang didukung sains untuk kulit sehat. Jika kamu mencoba tren baru, bagikan pengalaman di komentar, ya!

Referensi :

• Halodoc: Tren Skincare 2025 – Panduan kesehatan kulit terkini.

• Mayo Clinic: Skincare Myths – Penjelasan mitos perawatan kulit.

• Journal of Cosmetic Dermatology: Penelitian tentang AI dan bahan alami (2023-2024).

• Berita nasional: Kompas, Detik, Liputan6, Tempo, Antara, CNN Indonesia (2024) – Headline diambil dari laporan aktual tentang tren skincare.