8 MIN READ
Healthy
Tren Culture
Inspiratif
Yuka Nabila Shauma
Stres sudah menjadi bagian dari kehidupan modern. Sayangnya, kita sering mengalaminya tanpa benar-benar menyadari apa yang memicunya. Padahal, mengenali trigger stres sejak awal bisa membantu kita mengelolanya dengan lebih baik. Terlebih lagi, stres yang berlangsung lama tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga fisik—termasuk kondisi kulit wajah. Hormon stres seperti kortisol dapat meningkatkan produksi minyak, memicu peradangan, dan mempercepat kerusakan kolagen, yang akhirnya berpengaruh pada munculnya jerawat, kulit kering, hingga tanda penuaan dini.
Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah memperhatikan pola aktivitas sehari-hari. Banyak trigger stres berasal dari hal-hal yang tampak sederhana, seperti kemacetan, pekerjaan yang menumpuk, atau dinamika dalam keluarga. Coba luangkan waktu sejenak untuk mencatat, “Hal apa yang membuat kita merasa paling tegang hari ini?” Jika rasa tertekan sering muncul di situasi tertentu—misalnya saat rapat pagi atau menjelang tenggat waktu—besar kemungkinan itulah pemicunya. Selain itu, lakukan self-check ringan dengan memperhatikan kondisi tubuh: apakah bahu terasa kaku, napas menjadi lebih cepat, atau tubuh mudah lelah karena kurang tidur dan pola makan yang tidak teratur.

Selanjutnya, kita juga perlu mengamati reaksi emosional. Stres bisa muncul akibat perubahan besar dalam hidup, seperti masalah pekerjaan atau kondisi kesehatan. Ketika kamu merasa lebih mudah marah, cemas, atau gelisah tanpa alasan yang jelas, itu bisa menjadi sinyal adanya tekanan yang belum tersadari. Menggunakan aplikasi mindfulness, menulis jurnal emosi, atau berbagi cerita dengan orang terdekat dapat membantu kita memahami pola stres tersebut. Perlu diingat, stres sering bersifat kumulatif—tekanan kecil yang terus diabaikan bisa menumpuk dan berdampak lebih besar.
Hubungan antara stres dan kesehatan kulit juga tidak bisa diabaikan. Peningkatan kortisol dapat merangsang produksi minyak berlebih dan memperparah peradangan, sehingga memicu jerawat. Pada sebagian orang, terutama perempuan, stres bahkan dapat memperburuk kondisi kulit sensitif seperti rosacea.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi berkaitan dengan kulit yang tampak kusam dan munculnya garis halus lebih cepat. Artinya, mengenali trigger stres bukan hanya penting untuk kesehatan mental, tetapi juga bagian dari perawatan kulit yang menyeluruh.
Sebagai langkah awal, kita bisa mencoba teknik sederhana seperti menarik napas dalam-dalam saat stres muncul atau memberi jeda dengan berjalan santai sejenak. Jika stres terasa berkepanjangan dan sulit dikendalikan, berkonsultasi dengan tenaga kesehatan adalah langkah yang bijak.
Dengan lebih mengenali trigger stres, kita bisa menjalani hidup yang lebih seimbang—dan kulit pun tetap sehat terjaga.
Referensi :
Mayo Clinic: "Stress: Signs, symptoms, and management" (mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/stress/art-20046037, diperbarui 2023).
American Academy of Dermatology: "Stress and your skin" (aad.org/public/skin-hair-nails/skin-care/stress-and-your-skin, diperbarui 2022).
Halodoc: "Hubungan Antara Stres dan Masalah Kulit" (halodoc.com/artikel/hubungan-antara-stres-dan-masalah-kulit, diperbarui 2023).
Journal of Investigative Dermatology: "The impact of stress on skin physiology" oleh Choi et al. (jamanetwork.com/journals/jamadermatology/article-abstract/2783085, 2021).
Quick Links
Contact Us
Follow Us
Apapun industrimu, di sini brand & influencer bisa ketemu, kolaborasi lebih gampang, dan bikin campaign yang jadi bagian dari culture.
Subcsribe Newsletter
Terms & Conditions
Privacy Policy







